Inggris kini mulai menerapkan sistem kerja empat hari dalam seminggu, dan hasil riset menunjukkan bahwa pendekatan ini berhasil dengan baik. Artikel ini akan membahas detail dari uji coba tersebut, hasil yang diperoleh, serta implikasinya terhadap keseimbangan kerja dan kehidupan karyawan.
Uji Coba Kerja Empat Hari
Dilansir dari Dailymail.co.uk pada 11 Maret, uji coba ini berlangsung selama enam bulan, dimulai pada Juni 2022. Sebanyak 61 perusahaan di Inggris mengurangi jam kerja karyawan mereka sebesar 20 persen tanpa mengubah gaji. Dengan demikian, karyawan bekerja empat hari dalam seminggu, alih-alih lima hari seperti biasanya.
Hasil Survei Karyawan
Selama periode uji coba, staf yang terlibat disurvei, dan hasilnya menunjukkan perubahan signifikan dalam kesejahteraan mereka. Sekitar 71 persen karyawan melaporkan tingkat kelelahan yang lebih rendah, sementara 39 persen merasa lebih sedikit stres. Ini menunjukkan bahwa pengurangan jam kerja berdampak positif terhadap kesehatan mental dan fisik karyawan.
Keberhasilan Perusahaan
Mayoritas manajer di perusahaan yang mengikuti uji coba ini menemukan bahwa target produktivitas tetap terpenuhi. Bahkan, mereka melaporkan peningkatan pendapatan rata-rata sebesar 1,4 persen. Hal ini menunjukkan bahwa sistem kerja empat hari tidak hanya menguntungkan karyawan, tetapi juga memberikan hasil positif bagi perusahaan.
Koordinasi Uji Coba
Program ini dikoordinasikan oleh 4 Day Week Global dan 4 Day Week Campaign di Inggris, bekerja sama dengan think tank Autonomy serta akademisi dari University of Cambridge dan Boston College di AS. Joe Ryle, Direktur Kampanye 4 Hari Seminggu, menyebut hasil ini sebagai “momen terobosan besar” untuk gagasan minggu kerja yang lebih singkat.
Kunjungi : Wikipedia
Perspektif Akademis
Profesor Brendan Burchell dari University of Cambridge menyatakan, “Sebelum percobaan, banyak yang mempertanyakan apakah kita akan melihat peningkatan produktivitas untuk mengimbangi pengurangan waktu kerja, tetapi inilah yang kami temukan.” Ia menambahkan bahwa banyak karyawan kini lebih efisien dan menghindari pertemuan panjang yang tidak perlu.
Karyawan cenderung mencari teknologi yang meningkatkan produktivitas mereka, dan ini berkontribusi pada keberhasilan sistem kerja empat hari. Pada tahun 2021, sebuah survei menemukan bahwa tiga perempat pekerja kerah putih di Inggris mempertimbangkan untuk berhenti dari pekerjaan mereka karena merasa lelah, kurangnya keseimbangan kehidupan kerja, dan lingkungan kerja yang beracun.
Manfaat Kerja Empat Hari
Minggu kerja yang dipersingkat memberi kesempatan bagi staf untuk lebih memperhatikan anak-anak atau orang tua lanjut usia, serta peluang untuk melakukan hobi atau kegiatan sukarela selama akhir pekan yang lebih panjang. Pandemi COVID-19 telah mengubah cara kerja banyak orang, dengan banyak karyawan beralih ke waktu kerja yang lebih fleksibel daripada jam kerja tradisional sembilan hingga lima.
Joe O’Connor, kepala eksekutif 4 Day Week Global, mengatakan kepada The Guardian, “Pekerja telah keluar dari pandemi dengan harapan berbeda seputar apa yang merupakan keseimbangan hidup-kerja yang sehat.” Survei tahun lalu menunjukkan bahwa hampir tiga dari empat karyawan Inggris ingin beralih ke jam kerja empat hari setelah pandemi.
Baca juga : Peluang Menyaksikan Cahaya Utara Aurora Jauh di Selatan
Alasan Mendorong Perubahan
Krisis biaya hidup, termasuk tingginya biaya transportasi dan masalah pengasuhan anak, adalah alasan utama mengapa banyak pekerja mendorong untuk mendapatkan jam kerja lebih sedikit dan lebih banyak fleksibilitas. Uji coba serupa telah dilakukan di Islandia dari 2015 hingga 2019 dengan hasil yang sangat positif. Sekitar 2.500 pekerja terlibat, dan mereka melaporkan tingkat stres yang lebih rendah serta keseimbangan kerja-kehidupan yang lebih baik.
Pengalaman di Negara Lain
Beberapa agensi, seperti Engage Hub, sudah menerapkan sistem kerja empat hari dalam seminggu. Karyawan mereka libur pada hari Rabu atau Jumat secara bergiliran setiap delapan minggu. Perusahaan di Jepang juga mulai beralih ke sistem kerja yang sama untuk meningkatkan keseimbangan kehidupan kerja bagi karyawan mereka.
Tantangan dan Kritik
Meskipun banyak manfaat yang diidentifikasi, beberapa kritik menunjukkan bahwa konsep kerja empat hari tidak selalu mungkin diterapkan, terutama dalam pekerjaan yang berhadapan langsung dengan pelanggan atau dalam operasi yang berjalan 24/7. Dalam konteks ini, biaya lembur mungkin menjadi masalah bagi pemberi kerja atau pembayar pajak.
Beberapa ekonom berpendapat bahwa mengurangi jam kerja dapat menurunkan standar hidup. Salah satu pemimpin asosiasi bisnis di Spanyol sebelumnya menggambarkan ide ini sebagai “kegilaan.” Ini menunjukkan bahwa meskipun ada banyak dukungan untuk sistem kerja empat hari, masih ada tantangan yang perlu dihadapi.
Uji coba kerja empat hari dalam seminggu di Inggris menunjukkan hasil yang menjanjikan, dengan peningkatan kesejahteraan karyawan dan produktivitas perusahaan. Meskipun ada tantangan dan kritik, banyak pekerja yang merasa bahwa pendekatan ini dapat meningkatkan keseimbangan kehidupan kerja mereka.
Keberhasilan uji coba ini dapat mendorong lebih banyak perusahaan untuk mengadopsi sistem kerja yang lebih fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan karyawan. Dengan terus mengeksplorasi dan mengimplementasikan berbagai model kerja, kita dapat menciptakan tempat kerja yang lebih sehat dan produktif bagi semua.
Melihat ke depan, sangat penting bagi perusahaan dan organisasi untuk terus mengevaluasi dan beradaptasi dengan cara kerja baru yang dapat memenuhi harapan pekerja modern. Ini bukan hanya tentang mengurangi jam kerja, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan dan produktivitas.