Misi Jutaan Dolar untuk Mengungkap Meteorit “Alien”

Seorang fisikawan dari Harvard, Avi Loeb (Harvard), telah meluncurkan misi senilai $1,5 juta (sekitar Rp 22,5 miliar) untuk membuktikan bahwa meteorit yang meledak di atas Samudera Pasifik pada tahun 2014 adalah bagian dari teknologi alien. Misi Harvard ini bertujuan untuk mengumpulkan pecahan dari meteorit tersebut dan menyelidiki asal-usulnya.

Latar Belakang Misi

Penemuan Meteorit Antarbintang

Pada 8 Januari 2014, meteorit antarbintang yang dikenal sebagai IM1 terlihat melintas di langit utara Pulau Manus, Papua Nugini. Meteorit ini memiliki ukuran sekitar 1,5 kaki (0,5 meter) dan meledak di atmosfer, menghasilkan ledakan yang setara dengan satu persen dari bom Hiroshima. Menurut laporan dari Komando Luar Angkasa AS, meteorit ini berasal dari tata surya lain, menjadikannya pengunjung antarbintang pertama yang diketahui ke Bumi.

Advertisement

Teori Avi Loeb

Avi Loeb terkenal karena pandangannya yang kontroversial tentang kemungkinan adanya kehidupan cerdas di luar Bumi. Dalam bukunya yang dirilis pada tahun 2021, berjudul Extraterrestrial: The First Sign of Intelligent Life Beyond Earth, Loeb mengajukan teori bahwa objek interstellar yang disebut Oumuamua bukanlah komet atau asteroid biasa, melainkan sebuah “layar ringan” yang merupakan metode penggerak pesawat ruang angkasa. Penemuan Oumuamua pada Oktober 2017 semakin memperkuat keyakinannya bahwa alien mungkin telah melakukan kontak dengan Bumi.

Cek artikel yang lebih menarik disin : https://himpunanperistiwa.com/

Rencana Misi

Persiapan Ekspedisi

Loeb telah bekerja sama dengan militer AS selama bertahun-tahun untuk menentukan zona dampak meteorit di dekat Papua Nugini. Dia telah mengamankan sebuah kapal dan tim yang terdiri dari para ahli untuk melaksanakan misi ini. Dalam pos di Medium, Loeb menjelaskan bahwa mereka telah menyiapkan desain lengkap dan rencana pembuatan untuk peralatan yang diperlukan, termasuk kereta luncur, magnet, jaring pengumpul, dan spektrometer massa.

Metode Pencarian

Selama ekspedisi yang direncanakan berlangsung selama dua minggu, tim Loeb akan menjelajahi dasar laut menggunakan saringan pasir dan magnet untuk menangkap potongan-potongan yang mereka yakini sebagai teknologi alien. Loeb menjelaskan, “Kami tidak mencari satu bongkahan besar; kami hanya membutuhkan beberapa gram bahan untuk mengetahui komposisinya.”

Tantangan dalam Misi

Skeptisisme dan Harapan

Loeb menyadari bahwa banyak orang skeptis terhadap hipotesisnya bahwa meteorit ini adalah teknologi alien. Dia mencatat bahwa beberapa orang berpendapat, “Oh, itu hanya batu luar angkasa. Kami telah melihat banyak batu luar angkasa sebelumnya. Apa yang baru tentang ini?” Namun, Loeb menegaskan bahwa meteorit ini adalah yang pertama berasal dari luar tata surya dan lebih keras dari 99,7 persen meteorit yang telah diamati sebelumnya.


Cari artikel dan jurnal terbaik hanya disini : https://www.wikipedia.org/

Potensi Kegagalan

Meski optimis, Loeb juga mengakui bahwa ada kemungkinan misi ini bisa gagal. Bahkan, hasil yang dianggap “sukses” mungkin mengecewakan jika fragmen yang ditemukan ternyata berasal dari alam, bukan buatan. “Klaim luar biasa membutuhkan bukti luar biasa,” katanya.

Penelitian Sebelumnya

Gelombang Ledakan

Setelah meteorit tersebut meledak, gelombang ledakan menghasilkan sinyal berkualitas tinggi yang terdeteksi oleh seismometer di Pulau Manus. Loeb dan timnya berusaha untuk melokalisasi lokasi tumbukan dan mengumpulkan sebanyak mungkin informasi untuk membantu dalam pencarian pecahan meteorit.

Rencana Penelitian

Tim akan mencari pecahan meteorit dengan kedalaman hingga satu sentimeter di dasar laut. Loeb menekankan bahwa mereka tidak mencari satu fragmen besar, melainkan beberapa potongan kecil yang dapat membantu mereka memahami komposisi meteorit tersebut.

Misi Avi Loeb untuk mengungkap meteorit “alien” merupakan langkah berani dalam pencarian pemahaman tentang kehidupan di luar Bumi. Dengan dukungan dana yang signifikan dan rencana yang matang, Loeb berharap dapat menemukan bukti yang dapat mengubah cara kita memandang keberadaan kehidupan cerdas di luar planet kita.

Meskipun ada skeptisisme terhadap hipotesisnya, misi ini tetap menarik perhatian banyak orang dan dapat memberikan wawasan baru tentang asal-usul meteorit antarbintang. Keberhasilan ekspedisi ini bisa menjadi tonggak penting dalam penelitian astronomi dan eksplorasi luar angkasa di masa depan.

Keep Up to Date with the Most Important News

By pressing the Subscribe button, you confirm that you have read and are agreeing to our Privacy Policy and Terms of Use
Add a comment Add a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Alasan Mengapa Anda Tidak Harus Terlalu Loyal di Tempat Kerja

Next Post

Dampak Uji Defleksi Asteroid oleh NASA

Advertisement