
Jakarta –
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan nilai transaksi menggunakan fitur Buy Now Pay Later (BNPL) kian meningkat. Buktinya, nilai sokongan paylater tembus Rp 8,41 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) Agusman menyampaikan angka itu naik 63,89% dibandingkan periode yang serupa tahun lalu.
“Berdasarkan data per Oktober 2024, piutang pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL) oleh Perusahaan Pembiayaan sebesar Rp 8,41 triliun mengalami kenaikan sebesar Rp 3,27 triliun atau berkembang sebesar 63,89% YoY,” ujar Agusman dalam keterangan tertulis, Senin (16/12/2024).
Agusman mengungkap pertumbuhan ini antara lain disebabkan oleh makin besarnya keperluan penduduk atas layanan BNPL dan adanya kenaikan jumlah pelaku dari 5 menjadi 7 Perusahaan Pembiayaan.
“Kinerja dan pertumbuhan BNPL oleh PP diperkirakan akan terus bertambah seiring pertumbuhan perekonomian berbasis digital,” terangnya.
Di segi lain, takaran produk kredit buy now pay later (BNPL) perbankan sebesar 0,28%, tetapi terus mencatatkan pertumbuhan yang tinggi. Per Oktober 2024 debet kredit BNPL berkembang 47,92% yoy naik dibandingkan September 2024 46,42% menjadi Rp 21,25 triliun, dengan total jumlah rekening 23,27 juta.