
Jakarta –
Pemerintah China membalas kebijakan Amerika Serikat (AS) dengan mematok tarif impor sebesar 84%, sehabis Negeri Paman Sam mematok tarif 104%.
Aksi akhir pun dilancarkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan menentukan tarif gres sebesar 125%, yang lalu meningkat menjadi 145%.
Awalnya, Presiden China Xi Jinping merespons damai tarif impor yang ditetapkan Trump dengan menyampaikan tidak ada yang keluar selaku pemenang dalam perang dagang.
Baca juga: Trump Belum Puas Hajar China! Kini Patok Tarif Impor 145% |
Tapi ternyata pemerintah China membalas kebijakan Trump dengan mengoptimalkan tarif impor produk AS menjadi 125%, dari sebelumnya 84%.
Dikutip dari CNBC, juru bicara Kementerian Keuangan China menilai, kebijakan ekonomi mancanegara AS menjadi tidak masuk nalar kalau Trump kembali membalas tarif tersebut. Bahkan, akhir Trump dianggap selaku dagelan bagi sejarah ekonomi dunia.
“Bahkan kalau AS terus mengenakan tarif yang lebih tinggi, hal itu tidak akan lagi masuk nalar secara ekonomi dan akan menjadi dagelan dalam sejarah ekonomi dunia,” kata juru bicara Kementerian Keuangan China, dikutip dari CNBC, Jumat (11/4/2025).
“Dengan tarif pada tingkat dikala ini, tidak ada lagi pasar untuk barang-barang AS yang diimpor ke Tiongkok. Jika pemerintah AS terus mengoptimalkan tarif terhadap China, Beijing akan mengabaikannya,” sambungnya.
Sementara itu, Pemerintahan Trump sudah mengonfirmasi tarif impor China sekarang efektif sebesar 145%. Kepala ekonom Pinpoint Asset Management Zhiwei Zhang menyampaikan tidak ada gunanya saling membalas peningkatan tarif impor.
“Ini yakni selesai dari eskalasi tarif bilateral. Baik Tiongkok maupun AS sudah mengirim pesan yang jelas, tidak ada gunanya mengoptimalkan tarif lebih lanjut,” kata Zhiwei Zhang.
Baca juga: Trump Tuding China Ambil Untung Besar-Tipu AS, Ajak Xi Jinping Nego |
Mengutip CNN, peningkatan tarif impor terhadap produk AS tersebut sejalan dengan pernyataan Juru Bicara Kementerian Perdagangan China bahwa tidak bertujuan mengoptimalkan tarif lebih tinggi dari 125%.
“Pemberlakuan tarif yang sungguh tinggi secara berturut-turut terhadap China oleh AS tidak lebih dari sekadar permainan angka, tanpa signifikansi ekonomi riil,” kata juru bicara Kementerian Perdagangan China, dikutip dari CNN, Jumat (11/4/2025).
“Hal ini cuma kian menyelisik praktik AS yang menyebabkan tarif selaku senjata untuk mengerjakan intimidasi dan pemaksaan, sehingga menjadi materi tertawaan,” sambungnya.
Xi Jinping Tak Takut Serangan Trump!
Sementara itu Presiden Xi Jinping sama sekali tidak takut menghadapi tarif AS yang sudah meruntuhkan pasar internasional dan mengakibatkan panik akan terjadinya resesi global. XI Jinping menegaskan, China sukses membangun kemandirian tanpa bergantung pada siapapun.
“Selama lebih dari 70 tahun, pembangunan Tiongkok bergantung pada kemandirian dan kerja keras-tidak pernah bergantung pada bantuan dari pihak lain, dan tidak takut pada penindasan yang tidak adil,” kata Xi Jinping terhadap Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez di Beijing.
Ia menegaskan, China akan tetap fokus pada pengelolaan ekonomi internalnya dengan baik. Ia pun menegaskan, keadaan eksternal tidak akan menyurutkan fokusnya.
“Terlepas dari bagaimana lingkungan eksternal berubah, Tiongkok akan tetap yakin diri, tetap fokus, dan berfokus pada pengelolaan urusannya sendiri dengan baik,” jelasnya.
chinaamerika serikattarif imporperang dagangxi jinpingdonald trumpresesi global