
Jakarta –
Generasi Sandwich menjadi dilema yang dihadapi banyak keluarga di saat ini. Kondisi ini biasa dialami oleh seseorang yang banyak menyisakan penghasilannya untuk orang bau tanah dan anak. Pada titik tertentu, keadaan ini akan menenteng tantangan besar bagi kesiapan finansial seseorang.
Namun begitu, ada banyak cara untuk memitigasi keadaan tersebut terjadi di kemudian hari. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) lewat akun resmi Instagram yang dikelolanya @sikapiuangmu memamerkan kiat untuk menyingkir dari himpitan generasi sandwich.
Pertama, seseorang perlu memetakan prioritas keuangan. Hal itu penting dijalankan untuk memisahkan keperluan harian mendesak yang perlu dipenuhi dengan cita-cita yang sifatnya sementara.
“Buat klasifikasi pengeluaran yang mendesak dan yang sanggup ditunda, urutkan menurut urgensi,” tulis unggahan @sikapiuangmu, Minggu (9/2/1015).
Baca juga: OJK Cabut Izin Usaha Perusahaan Modal Ventura di Manado |
Kedua, perlunya mempersiapkan dana darurat dan dana pensiun. Hal ini perlu dijalankan dengan cara menyisakan dana darurat dengan dana harian atau simpanan jangka panjang. Idealnya, 6 sampai 12 kali pengeluaran bulanan.
Jika memiliki waktu beberapa tahun sebelum pensiun, seseorang perlu menggunakan waktu ini untuk menabung atau berinvestasi untuk menyingkir dari risiko generasi sandwich di masa mendatang.
Ketiga, memiliki asuransi dan proteksi. Seseorang perlu mempersiapkan diri untuk berasuransi yang ditujukan untuk ongkos pengobatan yang tidak menambah beban keuangan keluarga. Begitu juga asuransi jiwa dan perlindungan yang lain yang perlu secepatnya disiapkan untuk meminimalkan risiko finansial yang besar.
Keempat, mulai melakukan komunikasi terbuka dengan keluarga. Langkah ini perlu dijalankan untuk memberi citra mengenai keadaan finansial terhadap orang bau tanah dan pasangan. Dalam hal ini seseorang perlu membahas hal-hal prioritas dan apa saja pengeluaran yang sanggup diubah maupun efisiensi.
“Cari penyelesaian bareng seumpama pembagian tanggung jawab dengan anggota keluarga yang lain dalam menyanggupi kebutuhan,” imbau OJK.
Adapun risiko besar dari keadaan generasi sandwich berupa kerentanan finansial yang melempar seseorang pada posisi yang menyibukkan menabung dan berinvestasi untuk masa depan. Selain itu, keadaan terhimpit akan menekan emosional dan finansial yang menyebabkan stres.
Risiko besar lain dari himpitan ini juga akan terus berulang karena tidak adanya planning finansial yang dibangun. Karenanya, seseorang perlu secepatnya mempersiapkan keuangan sedini mungkin untuk menyingkir dari keadaan sandwich ini.
“Mulai atur keuangan dari kini biar lebih siap menghadapi tantangan ini,” tulis unggahan tersebut.
generasi sandwichtips finansialkeuangan keluargaperencanaan keuanganinvestasikomunikasi keluarga